Minggu, 10 Juni 2018

WARUNG TEMPEK - TERASA NIKMAT MEMEK KU


WARUNG TEMPEK -
Sehingga ia mendambakan ngeseks bersama pria lain yang usianya jauh lebih matang.

Keinginan itu akhirnya tercapai, dan terjadikan cerita dewasa selingkuh yang ceritanya bisa anda simak dibawah ini!

Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk.

Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu.

Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku.

Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur.

Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan.

Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Jemmy, Pak RT di kompleks itu Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Jemmy ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku.

Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Jemmylah yang sedang menggeluti aku Aku nggak tahu kenapa.

Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana.

Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Jemmy juga kekar dan kokoh.

Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu

Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget.

Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang.

Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..

Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu.

Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan.

Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.

Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia.

Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.

‘Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Jemmy mau ke Senen, mbonceng saja sama dia’, Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Jemmy yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.

‘Emangnya Pak Jemmy mau cari apaan?, aku nanya.

‘Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore Sama sekalian sound systemnya’, Pak Jemmy yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.

‘Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Jemmy, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti’.

Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.

Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Jemmy yang nyopirin Kijangnya.

Udara AC di mobil Pak Jemmy nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta.

Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.

Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Jemmy yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual.

Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya Dia pakai celana drill coklat muda.

Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung Aku nggak tahu apakah hal itu biasa.

Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.

Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Jemmy nyelonong menepuk pahaku.

‘Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’, sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.

Dan aku bener-bener kaget lho Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong
‘Kertas emas dan hiasan dinding, Pak.

Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..’, walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Jemmy di pahaku ini bukan hal yang aneh.

Tetapi rupanya Pak Jemmy nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, ‘Ooo, yyaa.. aku tahu ..’, tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.

Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku.

Dan saat Pak Jemmy merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah.

Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya.

Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh.

Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.

Pak Jemmy mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah Tangan itu kini meremasi pahaku.

Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Jemmy meremas pahaku. ‘Dik Maarr..’, dia berbisik sambil menengok ke aku.

Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Jemmy sedikit kaget Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas.

Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan Selepas itu tangan Pak Jemmy dikonsentrasikan pada kemudi.

Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok.

Aku nggak banyak ngomong Aku kepingin tangan Pak Jemmy itu kembali ke pahaku Kembali meremasi Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan.

Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.

Benar Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Jemmy kembali ke pahaku Aku benar-benar mendiamkannya Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi.

Langsung tangan Pak Jemmy meremasi pahaku Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku Tanganku menahan tangannya Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya Dan aku pasrah.

Aku merespon remasannya Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Jemmy.

Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.

Sekali aku nyeletuk,

‘N’tar dilihat orang Pak’,

‘Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’, aku percaya dia.

Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Jemmy juga menggelora,

‘Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’, dia berbisik ..

‘Kemana..?’, pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..

‘Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..’.

‘Terserah Pak Jemmy.., Tapinya n’tar ditungguin orang-orang .., n’tar orang-orang curiga .. lho’.

‘Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.’, sambil Pak Jemmy mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik.
Aku nggak mau bertanya, mau ngapain ‘sejam’??

Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Jemmy membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih.
Ah.. Pak Jemmy ini pasti sudah biasa begini Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran.

Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan.

Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan Aku nggak bisa lagi berpikir jernih Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Jemmy ini.

Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.

Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Jemmy.

Pasti dia akan menjagaku, melindungiku Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya.

Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku.

Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.

Aku gemetar hebat Tangan-tanganku gemetar Lututku gemetar Kepalaku terasa panas Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap.

Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan ‘jalan-jalan dulu’ Pak Jemmy ini.

Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan.

Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Jemmy menuju ke sebuah garasi yang terbuka.

Dia acungkan tangannya agar Pak Jemmy langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar.

Sedikit gelap Ada cahaya kecil di depan Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup.

Woo.. aku agak panik sesaat Tak ada jalan untuk mundur Kemudian kudengar Pak Jemmy mematikan mesin mobilnya.

‘Nyampai Dik Mar ..’,

‘Di mana ini Pak ..?’, terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Jemmy mengajak aku ini.

Tetapi aku yakin inilah jenis ‘motel’ yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.

Pak Jemmy tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya.

Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Jemmy yang langsung mencium mulutku dan melumat.

Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku.

Dan reflekku adalah mengisapnya Lidah itu menari-nari di mulutku Bau lelaki Pak Jemmy menyergap hidungku.

Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Jemmy ini Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit.

Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit.

Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..

Sambil melumat, tangan-tangan Pak Jemmy juga merambah tubuhku Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku.

Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat.

Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.

Bibir Pak Jemmy melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku.

Ohh .. Pak Jemmyo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.

‘Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..’, Pak Jemmy menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.

Begitu masuk kudengar telpon berdering Rupanya dari kantor motel itu.

Pak Jemmy menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar.

Aku terserah Pak Jemmy saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.

Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Jemmy sudah telentang di ranjang Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Jemmy itu.

Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, ‘Sini Dik Mar .. ‘, uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku.

Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Jemmy, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri Dan panggilanya yang ..’Sini Dik Mar’, itu .. terasa sangat erotis di telingaku.

Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini.
Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya.

Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Jemmy menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.

‘Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..’.

Bukan main ucapan Pak Jemmy Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan.

Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Jemmy yang gagah ini Pak Jemmyo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.

Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi.

Disedotnya lidahku Disedotnya sekaligus juga ludahku Sepertinya aku dijadikan minumannya Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula.

Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya.

Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..

Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha.

Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku.

Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi.

Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Jemmy berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.

Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu.

Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu.

Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..

Pak Jemmy terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku Dia jilati dan sedoti ketiakku.

Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku.

Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.

Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya Kenikmatan yang aku terimapun bertambah Pak Jemmy tahu persis titik-titik kelemahan wanita Jari-jarinya mengarah pada G-spotku.

Dan tak ayal lagi Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya.

Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Jemmy berhasil membuatku orgasme.